tag:blogger.com,1999:blog-67418983465991725002024-03-05T09:02:38.824-08:00Tenaga kerja Di HongkongAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/14167064116246927186noreply@blogger.comBlogger3125tag:blogger.com,1999:blog-6741898346599172500.post-7601115670323145492012-10-10T18:33:00.001-07:002012-10-10T18:33:42.688-07:00TKI Hongkong Berkemungkinan Terkena HIV <span class="print-link"><span class="print_html"><a class="print-page" href="http://www.satuportal.net/print/3315" rel="nofollow" title="Tampilkan versi printer-friendly halaman ini."></a></span></span><img class="mceItem" height="165" src="http://www.satuportal.net/system/files/galeri/tkw-hk02_0.jpg" style="border: 2px solid black; float: left; margin: 2px;" width="220" /><br />
<span style="font-size: x-large;"><b>Awas HIV AIDS</b></span><br />
<br />
Satudunia, Jakarta. Sebuah foto hasil<em> capture</em> webcam
memperlihatkan adegan (maaf) masturbasi dilakukan seorang wanita. Yang
memprihatinkan, si pelaku ternyata tenaga kerja wanita (TKW) asal
Indonesia di Hongkong. Tidak sedikit pelakon aksi tidak senonoh tersebut
adalah buruh migran perempuan di sejumlah negara, seperti Hongkong,
Taiwan dan sebagainya.
<br />
Bukan cerita baru, jika cukup banyak TKW kita di Hongkong berani memamerkan auratnya di depan kamera saat <em>chatting</em>. Tanpa sungkan-sungkan, terkadang mereka mau mengikuti setiap adegan yang diminta pasangan <em>chatting</em>nya atau mayoritas penghuni <em>chat room</em>. Aksi buka-bukaan dilakukan tidak memandang tempat, bisa yang sifatnya umum seperi warnet, rumah majikan atau tempat tinggal.<br />
Rekaman maupun foto-foto TKW yang berani mempertotonkan erotisme sangat mudah ditelusuri via internet. Dengan mesin pencari <em>google</em>, maka peselancar dunia maya dapat melihat video dan hasil <em>capture</em> dari aksi vulgar TKW tersebut. Mulai dari tontonan seks swalayan, sampai menyerupai adegan sejenis.<br />
Kemajuan teknologi dan pengaruh lingkungan, aturan dan budaya negara
tujuan turut memicu para TKW melakukan ekshebisionisme di dunia maya.
Kebiasaan demikian bukan tidak mungkin dapat memancing prilaku seks
bebas, yang tentu rawan akan penyebaran HIV/AIDS. Apalagi di negara
tujuan mereka tidak terawasi, jauh dari keluarga dan kurang memahami
persoalan infeksi menular seksual dan HIV/AIDS.<br />
“Wah <em>mas</em> banyak kok teman-teman TKW di sini (Hongkong) suka pada <em>showcam</em>. Ya buat <em>seneng-seneng aja</em>.
Teman-teman banyak yang punya pacar orang Pakistan atau bule. Mereka
juga suka ke diskotik sama pacarnya,” ungkap Ayu, TKW di Hongkong asal
Jawa Timur, pada <em>SatuD</em><em>unia</em> beberapa waktu lalu.<br />
Ayu mengaku tidak menutup mata jika beberapa rekannya ketika kembali
ke tanah air pernah melakukan hubungan badan dengan teman pria yang baru
dikenalnya lewat <em>chatting</em>. “Pas turun di Bandara, kadang <em>cowoknya</em> jemput. Setelah itu, mereka kadang mampir dulu ke hotel atau jalan-jalan dulu dengan <em>cowoknya</em>. Habis itu, baru deh TKW-nya pulang ke kampung ketemu keluarganya,” papar Ayu.<br />
Cerita Ayu di atas mungkin sering terdengar. Maka tak heran jika TKW
yang bekerja di beberapa negara tujuan terutama Hongkong dan Taiwan
cukup rentan untuk melakukan hubungan seks di luar nikah. Sebab di
Hongkong kesempatan untuk melakukan seks bebas aksesnya lebih terbuka
ketimbang di negara Timur Tengah atau Malaysia yang lebih punya aturan
ketat soal ini.<br />
Kepala Pusat Penelitian Gender Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof Dr Keppi Sukesi, sebagaimana dikutip <em>www.surya.co.id</em>
mengungkapkan, hasil penelitian tahun 2009, dari 209 orang responden
TKW yang diteliti, sebagian besar TKW di Hongkong mengaku pernah
menjalani seks bebas, bahkan tujuh di antaranya hamil. Mereka yang
positif hamil tersebut mengaku tidak terikat pernikahan sah. Penelitian
tersebut dilakukan terhadap para TKW yang mendarat di Bandara Djuanda
Surabaya.<br />
Hasil berbeda didapat dari penelitian terhadap TKW yang bekerja di
Malaysia dan Arab Saudi. Untuk TKW yang bekerja di Malaysia dan Arab
Saudi, risiko melakukan seks bebas sangat kecil, karena berbagai aturan
ketat yang diterapkan pemerintah setempat.<br />
Selain pengaruh perkembangan teknologi informasi, aturan, budaya dan,
minimnya informasi dan pengetahuan tentang faktor-faktor risiko dan
kerentanan yang dihadapi di negara tujuan menjadi pendorong dari prilaku
menyimpang para buruh migran di Hongkong dan Taiwan.<br />
Padahal hubungan atau kontak seksual masih menjadi penyebab tertinggi kasus penularan dan penyebaran virus HIV di Hongkong.<br />
Data terbaru yang dirilis Departemen Kesehatan Hong Kong sebagaimana dikutip dari situs <em>www.kampungtki.com,</em>
menyebutkan, dari 396 kasus HIV baru yang muncul sepanjang tahun 2009,
sebanyak 270 diantaranya terjadi karena hubungan atau kontak seksual,
baik yang dilakukan oleh pasangan sejenis (sesama lelaki), beda jenis
maupun mereka yang memiliki orientasi seksual ganda atau biseksual.<br />
Sementara 14 kasus penyebaran HIV terjadi karena suntikan obat, satu
kasus karena transfusi darah dan tiga kasuskarena kelahiran. Sementara
itu, informasi yang dilansir Depkes juga menyebut dengan bertambah 71
orang yang positif HIV pada kuartal keempat tahun 2009 atau antara bulan
Oktober-Desember 2009, maka total orangyang terkena HIV positif di Hong
Kong sejak tahun 1984 mencapai 4443 orang.<br />
Dari 71 kasus yang terjadi di kuartal keeempat tahun 2009 tersebut,
57 diantaranya adalah laki-laki dan 14 perempuan. Sementara kasus baru
penderita AIDS yang muncul di kuartal keempat 2009 berjumlah 20 kasus.
Sehingga total jumlah kasus AIDS di Hong Kong sejak tahun 195 mencapai
1106. Dari jumlah tersebut 50 persen terjadi karena kontakatau hubungan
yang dilakukan pasangan heteroseksual dan 45 persen terjadi pada
hubungan homoseksual atau biseksual.<br />
Sementara itu, dari total 4.443 kasus HIV positif yang terjadi sejak
tahun 1984, 2.954 diantaranya terjadi pada komunitas China, sementara
1.489 terjadi pada komunitas non-China.<br />
<strong>Peran Pemerintah</strong><br />
Tingginya risiko penularan HIV/AIDS di Hongkong bagi para TKW
menuntut negara turut memberi perhatian ekstra terhadap persoalan ini.<br />
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan pengerah jasa tenaga kerja tidak
hanya memberi bekal ketrampilan saja sebelum memberangkatkan mereka ke
luar negeri, namun juga dibekali dengan wawasan kehidupan di luar negeri
dan etika.<br />
Luputnya perhatian terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI), karena
kurangnya pemahaman soal faktor-faktor kerentanan migrasi, dan
perspektif keliru pemerintah terhadap buruh migran. “Sekali lagi, buruh
migran tidak dilihat pemerintah sebagai entitas manusia yang harus
dilindungi, tapi lebih pada entitas ekonomi. Jadi perniagaannya saja
yang dilihat. Kalau dari awal dia (SBY) sudah punya pandangan<em> migran protection</em>,
setidaknya soal hak-hak buruh migran sudah melekat di benaknya,” ujar
Thaufiek Zulbahary, Ketua Devisi Program Migrasi, Trafiking dan HIV/AIDS
Solidaritas Perempuan pada<em> SatuDunia.</em><br />
Menurut Thaufiek, pemerintahan SBY tidak paham hubungan migrasi dan
kerentanan HIV. Maka itu, SBY berserta jajarannya perlu informasi dan
pengetahuan yang banyak soal relasi antara migrasi dan HIV. “Bukan hanya
presiden, tapi juga pemerintah Indonesia umumnya perlu dikuatkan
informasinya,” kata Thaufiek.<br />
Bagaimana informasi itu diberikan, salah satunya adalah memberikan
bukti-bukti hasil riset tentang persoalan buruh migran dan HIV, dan
faktor-faktor kerentanan berimigrasi. “Hasil riset itu perlu
dipublikasi dan diadvokasi ke mereka. Bukti-bukti itu harus didorong ke
mereka (SBY dan Pemerintah),” tegasnya.<br />
<strong>Sekilas TKW di Hongkong</strong><br />
Di Hongkong jumlah buruh migran tiap tahunnya selalu bertambah. Saat
ini tercatat sekitar 124.000 buruh migran yang bekerja di Hongkong.
Sebagian besar dari mereka (99 persen) bekerja di sektor rumah tangga.<br />
Namun, untuk TKW di Hongkong dan Taiwan cukup terbuka karena seminggu
sekali mereka bisa pergi kemana saja dan kehidupannya juga bebas. Buruh
migran wanita di Hongkong manfaatkan waktu liburnya untuk bertemu lawan
jenis. Bahkan ada sebagian dari mereka melakukan hubungan sejenis
(lesbian).<br />
Semua hal itu lantaran para buruh migran Indonesia di Hongkong
memiliki hak dan kewajiban yang sama, dan standar kontrak kerja yang
telah diatur sedemikian rupa oleh pemerintah Hongkong, salah satunya hak
untuk libur.<br />
<img class="mceItem" height="157" src="http://www.satuportal.net/system/files/galeri/tkw-hk03_0.jpg" style="border: 2px solid black; float: right; margin: 2px;" width="200" />Jatah
libur satu hari dalam seminggu, memberikan ruang pada pekerja migran
Indonesia untuk melakukan banyak aktifitas. Sehingga tidak heran jika
lapangan Victoria Park mendadak berubah menjadi ”Kampung Jawa”, pada
hari minggu.<br />
Pemandangan akibat dampak moderenitas pada TKW di Hongkong salah
satunya dapat dijumpai di Causeway Bay. Para TKW Indonesia berdandan
modis. Sementara mereka yang terlibat cinta sesama jenis dengan
santainya berjalan sambil saling merangkul pundak.<br />
Untuk urusan<em> fashion </em>nampaknya TKW kita tidak pernah
ketinggalan jaman. Rambut pun mengikuti trend, seperti disemir warna
pirang dan potongan asimetris khas harajuku, hingga pemakaian beragam
aksesori di tubuh.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14167064116246927186noreply@blogger.com18tag:blogger.com,1999:blog-6741898346599172500.post-45941490175511477422012-10-10T01:29:00.002-07:002012-10-10T01:29:12.334-07:00TKI hongkong Menjadi budak India, Banglades, Pakistan, Nepalsebagian besar orang hanya berpendapat saja tanpa di sertai bukti-bukti yang kuat kini saya ingin mengangkat bukti dan silahkan anda yang berpendapat<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcc2ZuLhihSMggs1thKc72z4Bn3qGAdLVaWmx5r1sKOwTkpz4rrXDiEGzsi0Ea7i98zZRpTtQvcUbtJkETQoMKmLO1FgmPqOiq2T8aHXD-6XRqYxOUYF0InafGC_cCDvu-b1qW9AhDhWc/s1600/gak+kuku.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcc2ZuLhihSMggs1thKc72z4Bn3qGAdLVaWmx5r1sKOwTkpz4rrXDiEGzsi0Ea7i98zZRpTtQvcUbtJkETQoMKmLO1FgmPqOiq2T8aHXD-6XRqYxOUYF0InafGC_cCDvu-b1qW9AhDhWc/s640/gak+kuku.jpg" width="480" /></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14167064116246927186noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-6741898346599172500.post-30059697687791125112012-10-10T00:52:00.001-07:002012-10-10T01:17:05.922-07:00TKI di Hongkong Mudah di perdaya<div id="newsBody">
<span id="ctl00_ContentPlaceHolder1_lblNews"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span id="ctl00_ContentPlaceHolder1_lblNews"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6glRCuSFzKaqsvjjANSW8dXy2R5ebCLNXYTcdEay_wGsCHUXimGd_RVcCDlc3BsCaHggM0qhU1ckJyRxRXyc1hvAQJYm2NMKhflvK_WGDYlay8Y88yTtXkR1wGBffq-ga7Nvt5z5iah4/s1600/Photo.aspx.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6glRCuSFzKaqsvjjANSW8dXy2R5ebCLNXYTcdEay_wGsCHUXimGd_RVcCDlc3BsCaHggM0qhU1ckJyRxRXyc1hvAQJYm2NMKhflvK_WGDYlay8Y88yTtXkR1wGBffq-ga7Nvt5z5iah4/s1600/Photo.aspx.jpeg" /></a></span></div>
<span id="ctl00_ContentPlaceHolder1_lblNews">
<br />
<br />
Seorang
Gadis, sebut saja Bunga tengah termenung meratapi nasib di sebuah bangku
di ruang tunggu sore itu. Matanya sembab, rambutnya kusut, dan hanya
menjawab sekenanya ketika ditanya. Bawaannya tak seperti teman-temannya
yang lain. Dia hanya pulang dengan membawa sebuah tas tangan kecil dan
sebuah tas yang sepertinya berisi pakaian. Kecil juga.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxvs_befRcn0lvjivW4s5gpxtK345ANKctXPM8gCi1ZMuHhOa1R6a6LEz2lFCdd8QIP0olwbcxOWpn0NGcHt_aE7G0EQjaA4KH0D_6SVfuZ-SIpNkVKKyUuTnWO-pBBjymwuYwmCgGK5E/s1600/images.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxvs_befRcn0lvjivW4s5gpxtK345ANKctXPM8gCi1ZMuHhOa1R6a6LEz2lFCdd8QIP0olwbcxOWpn0NGcHt_aE7G0EQjaA4KH0D_6SVfuZ-SIpNkVKKyUuTnWO-pBBjymwuYwmCgGK5E/s200/images.jpeg" width="200" /></a></div>
Hari ini
Bunga, yang bekerja sebagai TKW ‘terpaksa’ dipulangkan ke tanah airnya
oleh sang majikan lantaran telah hamil 4 bulan,<br />
<br />
yang artinya dia telah
melanggar kesepakatan bersama sewaktu baru mulai bekerja. Sekitar
setahun yang lalu, Bunga yang baru datang di Hongkong berkenalan dengan
seorang pria asal Pakistan. Begitu simpatik, penuh perhatian dan pandai
mengumbar berjuta kata pujian. Bungapun, yang merasa sendiri, jauh dari
keluarga, butuh hiburan dan haus kasih sayang di negeri orang terhanyut,
terbawa ke dalam buaian manis si Pakistan itu. Merekapun, saling
mengumbar cinta, dari mulut hingga berakhir di sebuah <span style="font-size: large;"><i style="color: red;">guest room</i></span>
di suatu hari libur. Merasa nyaman dengan si Pakistan, Bungapun tak
lagi memperdulikan bagaimana menjaga sesuatu yang harus dijaga.<br />
Namun
sekitar sebulan setelahnya, si Pakistan nan simpatik dan penuh
perhatian tiba-tiba menghilang entah kemana. Jangankan menemui, ketika
dihubungipun tak seperti biasanya, mendadak handphone nya tak aktif.
Hari berganti minggu… dan seperti mendapat durian runtuh, di suatu
malam, tiba-tiba ponsel Bunga berdering. Dari si Pakistan !<br />
Alih-alih
mengumbar kata cinta dan sayang setelah sekian lama tak bertemu, si
Pakistanpun bercerita kalau dia sedang dalam kesulitan. Menurutnya,
Ibunya sakit, dan usahanya barusan pailit. Adiknya ditahan polisi
gara-gara difitnah. Itulah alasan kenapa dia tak menghubungi Bunga
beberapa hari ini. Bungapun jatuh iba, bagaimana mungkin orang yang dia
sayangi dengan tulus sedang dalam kesulitan sementara dia duduk manis
berdiam diri? Lalu, ketika si Pakistan meminta Bunga agar dia meminjami
sejumlah uang dan perhiasan yang dia kenakan dari desa, tanpa ragu
Bungapun menyetujui. Sejumlah uang yang mestinya dia kumpulkan untuk
bekal pulang kampung dengan mudahnya melayang ke tangan si Pakistan,
juga perhiasan pemberian orang tuanya di kampung ikut berpindah tangan.
Demi cintanya kepada si Pakistan.<br />
Si Pakistan berlalu meninggalkan
Bunga yang terus menatap penuh harap. Berharap hari minggu berikutnya
mereka kembali bertemu dan berbagi rindu. Namun minggu berganti minggu
si Pakistan tetap membiarkan Bunga menunggu. Tak satupun nomer ponsel
yang bisa dihubungi dan ketika Bunga memberanikan diri mendatangi alamat
yang diberikan si Pakistan, Bunga mendapati kenyataan yang amat sangat
membuatnya terpukul. Ternyata si Pakistan sudah hampir dua tahun tidak
tinggal di situ dan mendengar cerita Bunga, semua orang di apartemen itu
hanya tergelak dan mengatakan kalau itu memang “job” nya si Pakistan.
Menipu para TKW baru dengan kedok cinta dan membawa tidak hanya
kehormatan mereka, tapi juga sejumlah uang hasil jerih payah bekerja
sebagai TKW.<br />
Kini Bunga hanya dapat menyesali semua, mengutuki
diri habis-habisan, meraung dan menangisi segala yang telah hilang dari
dirinya serta… bayi yang kini berada dalam kandungannya. Bungapun
linglung, putus asa dan tak berdaya. Sang majikan, yang akhirnya
mengetahui dirinya hamil serta merta lapor ke agen penyalur yang
akhirnya memutuskan kontrak kerja. Tanpa pesangon. Dan Bungapun harus
pulang tanpa membawa kebanggaan.<br />
Entah bagaimana Bunga harus
berkata pada orang tua yang tengah menanti dengan cemas di desa, entah
bagaimana Bunga harus membesarkan jabang bayi yang ada di perutnya…
Sungguh, saya berharap ini hanya cerita fiksi rekaan saya, tapi bukan…
seorang TKW, teman Bunga yang menceritakan ini pada saya, di ruang
tunggu bandara di Hong Kong, di samping Bunga yang tengah layu…<br />
sebagai pelajaran bagi semuanya agar jangan sampai terjebak dalam situasi yang sangat tragis itu dasar iman dan dorongan cita-cita yang pertama kali akan kita raih waktu kita akan berangkat harus tetap kita ingat agar tidak tersesat dalam lingkaran setan yang membuat kita menjadi terpuruk hina dan tidak bermartabat.<br />
</span>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/14167064116246927186noreply@blogger.com15